Umur 3 hari Vaksin Measle untuk mencegah disr Umur 6 minggu Vaksin Parvovirus I
Umur 7 minggu Vaksin Disr.
Vaksin
Marek
Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit
Marek dan diberikan secara subcutan atau intramuskular pada DOC. Biasanya
vaksin ini sudah dilakukan oleh breeder. Menurut literature vaksinasi dilakukan
dengan injeksi subcutan di bawah leher.
- Vaksin ND
+ IB
Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit
Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis. Cara pemberian vaksin ini ada 2
cara yaitu dengan tetes mata dan suntik injeksi intramuskular pada bagian dada.
Perbedaan metode vaksin ini dikarenakan perbedaan umur ayam yang akan
divaksin.
- Vaksin IB
Vaksin IB digunakan untuk menimbulkan
kekebalan ayam terhadap Infectious Bronchitis. Pemberian vaksin ini sangat
mudah yaitu dengan mencampurkannya dalam air minum.
- Vaksin ND
Pemberian vaksin ini bertujuan mencegah
timbulnya penyakit Newcastle Disease pada unggas. Vaksin ini juga dilakukan
dengan 3 cara yaitu dengan pemberian tetes mata, metode injeksi subcutan dan
injeksi intramuskuler pada dada.
- Vaksin
Cocci
Vaksin Cocci ini sangat mahal harganya,
sehingga kadangkala banyak peternak yang melewati vaksin ini karena dalam
beberapa pakan ayam jadipun sudah mengandung koksidiostat. Cara pemberian
vaksin ini terdapat 2 kategori ada yang menggunakannya melalui air minum dan
ada juga yang menyemprotkannya ke pakan.
- Vaksin
Gumoro
Vaksin gumoro juga
diberikan pada air minum.
- Vaksin
Coryza
Vaksin coryza ini digunakan untuk mencegah
timbulnya wabah Snot atau Coryza. Cara pemberian vaksin ini dilakukan dengan
injeksi intramuskuler pada dada atau paha.
Menurut SHS, petunjuk pemakaian vaksin ini
adalah sbb:
Double
injeksi 0,5-1 ml pada ayam umur 10 minggu
Initial
dose 0,5-1 ml pada ayam umur 4-6 minggu
Booster
0,5-1 ml pada ayam umur 14-16 minggu
Injeksi
dilakukan pada otot paha untuk mendapatkan kekebalan
-
Vaksin Fowl Pox/Cacar
Vaksinasi cacar ini sangat berbeda dengan
vaksin-vaksin lainnya. Pemberian vaksin ini dilakukan dengan metode tusuk
sayap. Vaksin ini dikemas dalam satu vial berbentuk cairan emulsi.
Petunjuk pemakaian dan dosisnya menurut
Vaksindo adalah sebagai berikut:
1. Kocok
vaksin sampai emulsinya menjadi rata (homogen) sebelum dipakai.
2. Bentangkan
sayap ayam sedemikian rupa sehingga “wingweb”nya terlihat jelas.
3. Celupkan
jarum yang tersedia ke dalam vaksin
4. Tusuk
wingweb dengan jarum tersebut hingga tembus.
5. Satu dosis
vaksin setara dengan 0,01 ml
6. Vaksinasi
dilakukan pada ayam umur 4-7 minggu dan dapat diulang pada umur 8-12 minggu.
7. Lima sampai
tujuh hari setelah vakinasi akan terjadi kekebalan ditandai dengan terbentuknya
sarang pox. Sarang pox akan mengecil dan menghilang setelah 21 hari.
- Vaksin ILT
Vaksinasi ILT bertujuan untuk membentuk
kekebalan tubuh ayam terhadap terjadinya infeksi pada saluran laringotracheal.
Cara pemberian vaksin ini adalah tetes mata, tetes hidung dan pemberian pada
air minum.
- Vaksin EDS
Vaksin ini selain merupakan booster untuk ND
dan IB, vaksin ini juga digunakan untuk mencegah terjadinya Egg Drop Syndrom
pada ayam layer. Vaksinasi ini dilakukan dengan melakukan injeksi intramuskuler
pada dada.
- Vaksin AI
Vaksinasi ini mulai merebak setahun
belakangan ini akibat adanya kasus flu burung yang melanda Thailand , China
dan Malaysia .
Di beberapa wilayah Indonesia
juga terjangkit wabah flu burung. Penyakit ini juga membuat kerugian yang
sangat luar biasa karena seluruh ayam yang terkena harus dimusnahkan. Namun,
flu burung ini dapat ditanggulangi dengan melakukan vaksinasi sejak dini yaitu
melakukan vaksinasi pada anak-anak ayam atau pada ayam dewasa agar terbentuk
kekebalan tubuh terhadap serangan flu burung yang dicurigai disebarkan melalui
burung-burung liar yang melakukan migrasi. Vaksin ini dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada otot dada.
Perbedaan ini didasari oleh umur ayam yang akan dilakukan vaksinasi.
Menurut Vaksindo sebagai produsen,
spesifikasi dan petunjuk pemakaian vaksin ini adalah sbb:
VAKSIFLU AIÃ’ adalah
vaksin inaktif yang dibuat dari virus Avian Influenza (AI) isolat
lapangan (autovaksin) subtipe H5N1.
gan metode tetes mata pada anak ayam usia 3
hari. Oleh karena itu, karton atau doos yang digunakan untuk pengemasan DOC
dari breeder jangan buru-buru dibuang, karton ini digunakan untuk mengemas anak
ayam sebelum dilakukan vaksinasi dan pada saat vaksinasi, anak ayam tersebut
diambil dari karton satu persatu untuk dilakukan vaksinasi. Dengan demikian
tidak ada anak ayam yang terlewati.
Vaksin ini berupa serbuk yang dikemas di
dalam vial. Pada saat penggunaan, tutup ampul dibuka dan dicampur dengan
diluent khusus yang dapat dibeli bersamaan dengan pembelian vaksin. Jangan
langsung menuangkan seluruh diluent, cukup sebagian saja hingga vaksin tersebut
larut dan kemudian lakukan pembilasan beberapa kali dengan sisa diluent. Botol
diluent tersebut nantinya akan digunakan sebagai alat penetes mata.
Biasanya kami membeli vaksin ND + IB ini
untuk 1000 dosis, dengan pengertian bahwa 1 ampul vaksin dapat digunakan untuk
memvaksinasi 1000 anak ayam. Demikian pula dengan diluent yang digunakan juga
untuk 1000 dosis.
Anak ayam yang telah disiapkan sebelumnya,
kami ambil seekor demi seekor dan kami lakukan vaksinasi dengan meneteskan
vaksin ke salah satu mata anak ayam tersebut. Pada proses vaksinasi yang perlu
diperhatikan adalah jangan sampai vaksin tersebut habis terbuang karena vaksin
terus menerus menetes akibat cara memegang botol pelarut (yang digunakan
sebagai alat penetes) yang salah. Biasanya kami melakukan proses vaksinasi ini
pada sore hari sekitar jam 17.00 WIB hingga selesai.
Jika vaksin yang telah dicampurkan dengan
diluent tidak habis terpakai, maka vaksin tersebut harus dibuang atau
dimusnahkan dan tidak dapat disimpan kembali.
Metode injeksi intramuskuler
Metode ini biasanya kami lakukan pada ayam
usia 30 dan 50 minggu. Vaksinasi ini hanya bersifat penggulangan atau booster
terhadap vaksinasi yang telah dilakukan sebelumnya. Metode ini memerlukan
alat bantu berupa stroker dan selang khusus. Stroker ini merupakan alat
suntik otomatis yang dapat kita atur berapa jumlah cairan yang akan kita
suntikan. Memang alat ini cukup mahal harganya, namun dengan adanya alat ini
vaksinasi akan lebih mudah untuk dilakukan. Sedangkan selang khusus merupakan
selang penghubung antara botol penyimpan vaksin dan stoker. Biasanya selang ini
didapatkan dari produsen vaksin. DSCN
Persiapan yang harus dilakukan adalah
melarutkan vaksin dengan aqua destilata. Banyaknya aqua destilata tergantung
dari dosis vaksin dan keinginan dari pelaku vaksinasi. Biasanya kami
menggunakan 0.3 ml perdosis vaksin sehingga kami melarutkan vaksin untuk 1000
dosis dengan 300 ml aqua destilata. Pada table vaksinasi, kami gunakan 11/2 – 2
dosis untuk setiap ayam. Maksudnya adalah 1 ekor ayam kami suntik dengan dosis
11/2 kalinya atau double dosis namun tetap menggunakan jumlah pelarut
yang sama sehingga tetap menggunakan 300 ml aqua untuk 1500 atau 2000 dosis.
Cara melarutkannya sangat mudah yaitu dengan
memasukan vaksin ke aqua destilata yang telah diukur jumlahnya, kemudian kocok
dan bilas ampul vaksin beberapa kali dengan aqua tersebut. Setelah semua siap,
pasang selang pada botol aqua tersebut dengan menancapkan ujung selang yang
mempunyai jarum khusus dan ujung pada belahan yang lain disambungkan pada
stroker. Yang perlu diperhatikan pada pemasangan stroker adalah penyesuaian
dosis pada alat tersebut, jika hanya menginginkan hanya 0,3 ml saja yang kita
suntikan, maka alat tersebut juga harus kita set sehingga vaksin yang akan
dikeluarkanpun 0,3 ml. Penyesuaian alat ini sangat mudah hanya dengan menyetel
sekrup ulir pada ujung alat. DSCN
Setelah semuanya siap, sekat kandang menjadi
2 bagian dengan menggunakan terpal. Seluruh ayam dikumpulkan pada salah satu
sisi kandang. Pegang 5 ekor ayam sekaligus pada bagian kakinya dengan
menggunakan satu tanggan dan usahakan agar dada ayam menghadap ke atas untuk
memudahkan penyuntikkan. Penyuntikkan dilakukan pada dada ayam dengan hati-hati
jangan sampai terlalu dekat dengan tulang dada dan jangan sampai tembus hingga
mengenai hati. Biasanya kami menyuntikkan stroker dengan jarak ± 0,5-1 cm
dari tulang dada dengan arah suntikkan lebih mendatar. DSCN
Kami melakukan vaksinasi ini pada sore hari.
Biasanya kami memulainya pukul 17.00 WIB hingga selesai. Jika pada musim
kemarau dan pada pukul 17.00 WIB matahari masih bersinar kuat, botol larutan
vaksin harus ditutup dengan plastik hitam atau diletakkan di tempat yang teduh
agar tidak terkena sinar matahari langsung yang dapat membuta vaksin tersebut
menjadi tidak aktif atau rusak. Sisa vaksin yang masih ada harus segera
dimusnahkan dan tidak dapat dipakai kembali.
- Vaksinasi
IB
Selain merupakan gabungan dengan ND, kami
juga melakukan vaksinasi IB dengan memberikannya pada air minum. Vaksinasi ini
kami berikan pada ayam umur 35 hari dan 13 minggu.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memuasakan air minum pada ayam yang akan divaksin. Caranya adalah ambil seluruh
tempat minum 2 jam sebelum melakukan vaksinasi.
Setelah 2 jam kemudian, campurkan vaksin pada
air minum ayam. Jumlah air minum yang dicampurkan jangan terlalu banyak, hanya
cukup untuk jumlah ayam dalam kandang tersebut namun harus habis dalam waktu 2
jam setelah pemberian. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan vaksin akibat
hawa panas sehingga tidak akan ada gunanya lagi.
Pemberian vaksin ini dilakukan pada pagi hari
sekitar pukul 08.00 WIB. Pencampuran vaksin pada air minum dilakukan pada
tempat yang teduh dan pada saat membawa ke kandang pastikan agar air minum
tersebut tidak terpapar sinar matahari langsung atau suhu yang tinggi
karena dapat merusak vaksin.
- Vaksinasi
ND La Sota
Vaksin ND La Sota kami lakukan pada anak ayam
umur 4 hari, 28 & 29 hari, hari ke 56 & 57, minggu ke 12 dan minggu ke
16. Metode pemberian vaksinasi ND La Sota ini ada 2 macam yaitu melalui air
minum dan injeksi intramuskuler pada otot dada. Kami sengaja memberikan kedua
metode tersebut pada hari ke 28 & 29 serta hari ke 56 & 57 hanya untuk
memastikan bahwa kekebalan yang terbentuk dapat sempurna. Namun tidak menutup
kemungkinan jika anda yang ingin mengadopsi program vaksinasi ini tidak
memberikan vaksinasi ND metode air minum namun cukup dengan melakukan injeksi
intramuskuler otot dada saja. Penjelasan mengenai kedua metode tersebut dapat
dilihat pada vaksinasi ND + IB untuk injeksi intramuskuler sedangkan untuk metode
air minum dapat dilihat pada vaksinasi IB
- Vaksinasi
Cocci
Meskipun kebanyakan peternak tidak melakukan
vaksinasi ini, namun kami tetap melakukannya untuk mencegah timbulnya berak
darah pada ayam kami. Vaksinasi kami lakukan pada anak ayam berumur 5 hari.
Metode pemberian vaksinasi yang kami lakukan adalah penyemprotan pada
pakan. Seperti layaknya memberikan vaksinasi melalui air minum, anak-anak
ayam ini juga dipuasakan makan terlebih dahulu selama kurang lebih 2 jam
sebelumnya.
Alat yang perlu disiapkan adalah nampan
pakan, gelas ukur dan alat semprot. Kemudian timbang pakan ayam hingga
masing-masing ayam mendapat 10 gr/ekor. Biasanya untuk 1000 ekor anak ayam kami
membagi pakan tersebut pada 15 nampan pakan dengan tujuan agar vaksin dapat
mengenai pakan secara merata dan anak ayam tidak saling berebut dan semuanya
mendapat pakan secara merata pula.
Untuk persiapan vaksinasi, kami sediakan aqua
destilata sebanyak 200 ml pada gelas ukur dan diberikan stabilizer yang akan
mencegah penggumpalan vaksin saat dicampur ke dalam aqua. Jika stabilizer
tersebut sudah tercampur dengan baik dan tidak terdapat bongkahan yang tersisa,
campur vaksin cocci tersebut dan diaduk kembali hingga semuanya tercampur rata.
Kemudian tambahkan aqua destilata hingga 500 ml, diaduk kembali dan larutan
tersebut dimasukkan ke dalam alat penyemprot lalu disemprotkan secara merata ke
seluruh pakan yang terdapat dalam nampan pakan. Ulangi penyemprotan tersebut
beberapa kali pada nampan pakan yang sama hingga yakin benar bahwa seluruh
pakan sudah terkena vaksin cocci.
Nampan-nampan pakan tersebut diletakkan
secara merata pada seluruh chickguard sehingga anak-anak ayam tersebut tidak
berebut makanan. Pemberian vaksin cocci pada pakan ini kami lakukan pada pagi
hari sekitar pukul 08.00 WIB dan seperti halnya vaksin yang lain, vaksin ini
juga tidak boleh terpapar oleh sinar matahari secara langsung.
- Vaksinasi
Gumoro
Vaksin gumoro kami berikan pada anak ayam
umur 16 dan 23 hari melalui air minum. Langkah-langkah yang dilakukan pun sama
saja dengan vaksinasi IB. Kami sengaja memberikan pengulangan atau booster
selang 1 minggu kemudian untuk mendapatkan kekebalan terhadap gumoro yang
sempurna.
- Vaksinasi
Coryza
Pada peternakan kami Snot merupakan masalah
penyakit yang paling sering timbul. Menurut literature yang kami dapat, snot
ini menyerang ayam pada umur 18-23 minggu, namun pada kenyataannya anak-anak
ayam diberbagai usia dapat terinfeksi oleh snot. Setelah kami amati, snot yang
menyerang peternakan kami biasanya terjadi pada anak ayam usia diatas 12
minggu. Oleh karenanya kami melakukan penjagaan yang ketat untuk anak ayam di
bawah usia tersebut.
Vaksinasi modifikasi kami berikan pada anak
ayam usia 8/9 minggu dengan melakukan injeksi intramuskuler pada paha dengan
dosis 0,2 cc/ekor. Kami melakukannya dengan menggunakan spuit dengan ukuran 1
cc karena mengingat paha anak ayam yang sangat kecil. Kami sengaja melakukan
vaksinasi modifikasi ini dengan asumsi sebelum usia 12 minggu anak-anak ayam
tersebut sudah mempunyai kekebalan terhadap snot.
Pada saat vaksinasi, anak-anak ayam tersebut
dipegang dengan posisi dada menghadap ke atas sehingga kedua kaki anak ayam
menjadi bebas. Pelaku vaksinasi akan menarik salah satu kaki dan menyuntikkan
vaksin pada paha bagian belakang. Penyuntikkan vaksin ini harus dilakukan
secara hati-hati jangan sampai mengenai tulang karena akan menyebabkan infeksi
dan berakhir dengan kematian.
Hasil yang kami dapatkan dengan modifikasi
ini adalah angka kesakitan dan agka kematian akibat snot yang tadinya melanda
peternakan kami dapat kami tekan sedemikian rupa sehingga dalam satu kandang
dengan jumlah sekitar 300 ekor kami hanya menemukan sekitar 5 ekor yang
menunjukkan gejala terserang snot. Dan satu hal yang menarik di sini, setelah
kami berikan pengobatan dengan menggunakan injeksi intramuskuler atau
menggunakan peroral, anak ayam tersebut cepat sekali kembali kekeadaan semula
dan napsu makan anak ayam tersebut tetap normal selama sakit.
Berbeda pada penyuntikkan ayam usia 17 minggu,
penyuntikkan dilakukan dengan menggunakan stroker dengan dosis 1 cc/ekor. Cara
memegang ayamnya pun juga berbeda karena pada ayam dewasa, pembantu vaksinasi
akan memegang ayam pada kedua kakinya sehingga akan lebih memudahkan vaksinasi
karena paha ayam-ayam tersebut sudah lebih “berdaging” dibandingkan dengan
anak-anak ayam. DSCN
Proses vaksinasi dilakukan pada sore hari
sekitar pukul 17.00 WIB. Perlakuan terhadap botol vaksinpun sama, yaitu tidak
boleh terpapar sinar matahari secara langsung dan suhu yang tinggi.
Vaksin ini dikemas dalam botol plastik dengan
ukuran 500 ml untuk 500-1000 dosis. Setelah melakukan vaksinasi, sisa vaksin
yang masih tersisa dalam botol langsung disimpan dalam lemari es.
- Vaksinasi
Fowl Pox
Fowl Pox memang jarang terjadi, tetapi kami
tetap melakukan vaksinasi karena kami tidak mau menanggung resiko. Metode
vaksinasi ini berbeda dengan yang lainnya yaitu dengan menusuk sayap ayam
dengan menggunakan jarum khusus. (Metode vaksinasi dapat dilihat pada
keterangan sebelumnya mengenai vaksinasi fowl pox)
Pelaksanaan vaksinasi biasanya dilakukan pada
sore hari pukul 17.00 WIB hingga selesai. Jika terdapat vaksin yang tersisa,
vaksin tersebut harus dibuang atau dimusnahkan. Demikian halnya dengan
vaksin yang lain, vaksin ini juga tidak diperbolehkan terpapar sinar matahari
langsung atau suhu yang tinggi.
- Vaksinasi
ILT
Cara vaksinasi sama seperti melakukan ND + IB
tetes mata. Biasanya kami melakukan vaksinasi ini pada sore hari pukul 17.00
WIB. Demikian pula untuk vaksin ini, vaksin harus dijauhkan dari suhu yang
tinggi atau terpapar sinar matahari langsung. Vaksin yang tersisa harus dibuang
atau dimusnahkan.
- Vaksinasi
ND + IB + EDS (Vaksinasi Triple)
Kami melakukan vaksinasi ini tepat sebelum
ayam layer masuk ke kandang baterai yaitu pada usia 16 minggu. Cara vaksinasi
sama dengan injeksi intramuskuler pada dada ayam (vaksin ND + IB pada ayam usia
30 dan 50 minggu).
- Vaksinasi
AI (Flu Burung)
Vaksin inilah yang menolong dari kematian
ternak kami akibat flu burung di akhir tahun 2003. Pada saat kami mendengar
terjangkitnya flu burung di Indonesia
saat itu terjadi di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat khususnya daerah
Legok, kami segera melakukan antisipasi dengan melakukan vaksinasi pada seluruh
ayam yang kami punyai. Pada ayam yang telah siap masuk ke kandang baterai atau
ayam indukan pada saat itu, kami lakukan injeksi intramuskuler pada otot dada
sebanyak 0,5 ml. Sedangkan anak-anak ayam yang kami punyai semuanya kami suntik
secara subcutan dengan dosis 0,2 ml. Beruntunglah antisipasi cepat kami
jalankan karena peternakan-peternakan yang berada dekat dengan lingkungan kami
mengalami kerugian yang luar biasa bahkan ada yang mengalami kebangkrutan
karena seluruh ayamnya mati dalam waktu 3 hari!
Pada saat ini kami melakukan vaksinasi AI
tergantung pada keadaan lingkungan sekitar kami, meskipun demikian, ayam di
atas usia 12 minggu, ayam layer dan indukan telah kami vaksin seluruhnya
dengan dosis 0,5 ml. Berbeda dengan anak-anak ayam, karena kami lebih menitik
beratkan pada terjangkitnya snot sehingga kami lebih memprioritaskan vaksinasi
snot terlebih dahulu.
Ayam pedaging
(broiler)
Umur
Ayam Jenis Vaksin Cara Vaksinasi
4-7
hari
Vaksiflu AI Di bawah kulit
pada pangkal leher 0,2 ml
Ayam
Petelur (layer) atau Breeder
Umur
Ayam Jenis Vaksin Cara
Vaksinasi
4-7
hari
Vaksiflu AI Di bawah kulit pada
pangkal leher 0,2 ml
3-4
minggu Vaksiflu
AI Di bawah kulit pada
pangkal leher 0,5 ml
Setiap
3-4 bulan Vaksiflu AI Suntik otot di
dada 0,5 ml
· Vaksin ND –IB Live dilakukan dengan tetes
mata pada hari pertama diikuti dengan injeksi subcutan pada hari kelima.
Pengulangan berikutnya sangat sering terutama setelah umur 20 minggu, vaksinasi
ini dilakukan setiap 5 minggu melalui air minum.
· Vaksinasi Cocci tidak dilakukan.
·
Vaksinasi
Gumoro dilakukan 2 kali melalui air minum dengan selang 10 hari dan pada
vaksinasi kedua dilakukan vaksinasi ND-IB Live melalui air minum pula.
·
Vaksinasi
Coryza secara injeksi intramuskuler dilakukan pada minggu ke 7 dan diulang pada
minggu ke 12 dan 17.
·
Vaksinasi
Pox dan ILT di
berikan
pada hari yang sama dan vaksin ILT diberikan melalui air minum.
·
Vaksinasi
triple yaitu ND+IB+EDS dilakukan pada minggu ke 15 sebelum ayam masuk ke
kandang baterai.
No.
|
Nama Vaksin
|
dosis
|
umur
|
1
|
Vaksin Marek
|
0,5-1 ml
|
10 minggu
|
2
|
Vaksinasi
AI (Flu Burung)
|
dosis 0,2 ml
|
|
|
·
Vaksinasi
ND Kill yang dilakukan dengan injeksi intramuskuler dilakukan secara berulang
dimulai pada umur 20 minggu diulang setiap 6,5 bulan (26 minggu) kemudian.
ConversionConversion EmoticonEmoticon